Otak manusia umumnya berhenti
berkembang di usia 20-an tahun. Setelah itu, akan ada perlambatan kognitif yang
terjadi secara bertahap seiring dengan proses penuaan. Risiko demensia (pikun) juga
turut mengintai di usia tua. Laju perlambatan kognitif dan risiko demensia ini
umumnya dipengaruhi oleh faktor risiko yang bisa dimodifikasi. Dengan kata
lain, ada upaya yang bisa dilakukan untuk melindungi otak secara optimal dari
perlambatan kognitif dan risiko demensia tersebut. Seperti dilansir Science
Focus, Kamis (21/10), ada lima kebiasaan yang dapat membantu menjaga kesehatan
otak. Berikut ini adalah kelima kebiasaan tersebut.
Lakukan Aktivitas yang Membangun
Cognitive Reserve
Cognitive reserve merupakan sebuah
konsep di mana otak mampu beradaptasi saat dihadapkan pada proses penuaan atau
penyakit. Sebagai contoh, seseorang dengan cognitive reserve yang tinggi tetap
memiliki performa tes dan mental yang baik meski memiliki penanda biologis
Alzheimer. Dia seakan memiliki kapasitas mental berbeda yang memungkinkannya
bertahan dari kerusakan. Ada beberapa aktivitas yang dapat membangun cognitive
reserve. Sebagian di antaranya adalah membaca, memainkan instrumen musik,
bernyanyi, menyelesaikan puzzle, belajar bahasa asing, dan berjalan-jalan.
Sosialisasi
Isolasi sosial merupakan faktor
risiko besar dalam kasus demensia. Menurut studi yang dilakukan peneliti
University of Groningen, orang yang memiliki partisipasi sosial dan kontak
sosial lebih rendah serta perasaan kesepian lebih tinggi mempunyai risiko demensia
yang lebih besar. Sosialisasi dapat melatih aktivitas otak dan memunculkan
perasaan memiliki. Dengan bersosialisasi, seseorang tak hanya melindungi
kesehatan otaknya tetapi juga kesehatan mentalnya.
Aktif
Otak bergantung pada oksigen dan
nutrien lain agar bisa berfungsi dengan baik. Apa yang menyehatkan jantung juga
akan menyehatkan otak. Sebaliknya, pola hidup yang tidak aktif atau sedentari
dan obesitas (kegemukan) berkaitan dengan penurunan kognitif yang lebih cepat
serta peningkatan risiko demensia. Rutin berolahraga merupakan tak hanya dapat
menjaga kesehatan jantung tetapi juga otak. Aktivitas olahraga yang bisa
dilakukan pun sangat beragam, seperti berlari, bersepeda, serta berenang. Bila
tak menyukai kegiatan-kegiatan ini, berjalan kaki, berkebun, atau menaiki
tangga lebih sering juga dapat membantu.
Makan Sehat
Hindari mengonsumsi terlalu banyak
lemak jenuh untuk mencegah terjadinya penyumbatan arteri. Selain itu, perbanyak
pula konsumsi buah dan sayuran hijau untuk meningkatkan asupan antioksidan yang
dapat membantu membersihkan otak dari radikal bebas. Salah satu pengaturan pola
makan yang direkomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah diet
Mediterania. Diet ini kaya akan buah, sayur, legume, kacang-kacangan, sereal,
dan minyak zaitun. Selain itu, diet ini juga rendah akan asupan lemak jenuh dan
daging. Bila merasa tak bisa langsung mengadopsi diet Mediterania, coba ubah
pola makan secara bertahap. Bisa dimulai dengan mengupayakan konsumsi satu buah
per hari dan kurangi konsumsi makanan siap santap.
Judul : 6 Kebiasaan Baik Jaga
Kesehatan Otak
Rep : Adysha Citra Ramadani, Red: Nora Azizah
Sumber : https://republika.co.id/
Comments
Post a Comment