Pernahkah anda mendengar bahwa orang
yang berilmu atau ulama lebih utama dibandingkan ahli ibadah yang tak berilmu ?
Allah SWT dalam firman-Nya, mengangkat derajat orang-orang yang mempunyai ilmu.
Hal ini sebagaimana penegasan surat Al Mujadilah ayat 11 :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ
لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا
قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ
أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
“Hai orang-orang beriman apabila
dikatakan kepadamu : "Berlapang-lapanglah dalam majelis", maka
lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila
dikatakan : "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan..”
Sementara itu, dalam Sunan Ad Darimi,
diriwayatkan sejumlah hadits terkait dengan keutamaan orang-orang yang berilmu.
Di antaranya adalah sebagai berikut :
Pertama, keutamaan orang berilmu
seperti keutamaan Rasulullah SAW dalam konteks transfer ilmu.
حَدَّثَنَا مَكْحُولٌ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِي عَلَى
أَدْنَاكُمْ ثُمَّ تَلَا هَذِهِ الْآيَةَ { إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ
الْعُلَمَاءُ } إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ وَأَهْلَ سَمَاوَاتِهِ وَأَرَضِيهِ وَالنُّونَ
فِي الْبَحْرِ يُصَلُّونَ عَلَى الَّذِينَ يُعَلِّمُونَ النَّاسَ الْخَيْرَ
Makhul berkata, "Rasulullah SAW
bersabda, 'Keutamaan seorang yang berilmu dari seorang ahli ibadah bagaikan
keutamaanku atas orang-orang yang paling rendah diantara kalian, kemudian
beliau membaca surat Fathir ayat 28, "innama yakhsyallaha min 'ibadihil
'ulama`" (bahwa yang takut kepada Allah dari hamba-hambaNya adalah para
ulama). Sesungguhnya Allah, para malaikat, penduduk langit dan bumi, serta ikan
di lautan (selalu) bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada
manusia'."
Kedua, Allah mudahkan jalannya menuju
surga
كَثِيرِ بْنِ قَيْسٍ قَالَ كُنْتُ جَالِسًا
مَعَ أَبِي الدَّرْدَاءِ فِي مَسْجِدِ دِمَشْقَ فَأَتَاهُ رَجُلٌ فَقَالَ يَا أَبَا
الدَّرْدَاءِ إِنِّي أَتَيْتُكَ مِنْ الْمَدِينَةِ مَدِينَةِ الرَّسُولِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِحَدِيثٍ بَلَغَنِي عَنْكَ أَنَّكَ تُحَدِّثُهُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فَمَا جَاءَ بِكَ تِجَارَةٌ قَالَ لَا قَالَ
وَلَا جَاءَ بِكَ غَيْرُهُ قَالَ لَا قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ بِهِ عِلْمًا سَهَّلَ
اللَّهُ بِهِ طَرِيقًا مِنْ طُرُقِ الْجَنَّةِ وَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا
رِضًا لِطَالِبِ الْعِلْمِ وَإِنَّ طَالِبَ الْعِلْمِ لَيَسْتَغْفِرُ لَهُ مَنْ فِي
السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ حَتَّى الْحِيتَانُ فِي الْمَاءِ وَإِنَّ فَضْلَ الْعَالِمِ
عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ عَلَى سَائِرِ النُّجُومِ إِنَّ الْعُلَمَاءَ
هُمْ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ إِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا
دِرْهَمًا وَإِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَ بِهِ أَخَذَ بِحَظِّهِ أَوْ
بِحَظٍّ وَافِرٍ
Dari Katsir bin Qais berkata,
"Aku sedang duduk bersama Abu Darda`RA di Masjid Damaskus. Tiba-tiba
seorang laki-laki datang, dan berkata : "Wahai Abu Darda`, aku
mendatangimu dari Madinah kota Rasulullah SAW karena dorongan memperoleh hadits
yang datang darimu, yang kamu ceritakan dari Rasulullah sallallahu `alaihi wa
sallam. Abu Darda' bertanya : 'Apa sebenarnya yang mendorongmu kemari,
dagangkah barangkali?, dia menjawab : 'tidak'. Abu Darda’ bertanya lagi : ‘Tidak
pula dorongan lain? ', dia menjawab : 'tidak'.
Abu Darda' berkata, 'Rasulullah SAW
bersabda : 'Siapa yang menempuh suatu jalan untuk mencari untuk mencari ilmu,
Allah memudahkan jalan baginya (menuju) surga, dan Malaikat membentangkan
sayapnya karena ridha terhadap pencari ilmu. Sesungguhnya pencari ilmu,
penghuni langit dan di bumi selalu memintakan ampun kepadanya hingga ikan paus
yang ada di air. Keutamaan pemilik ilmu
atas hamba-Nya (yang lain) seperti keutamaan bulan atas semua bintang.
Sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi, dan para Nabi tidak mewariskan
dinar dan dirham, yang mereka wariskan hanyalah ilmu, maka siapa yang
mengambilnya berarti ia telah mengambil bagiannya atau bagian yang melimpah
ruah.
Ketiga, keutamaannya sebanyak 100
derajat yang setiap dua derajatnya ditempuh 500 tahun dengan kuda.
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَجْلَانَ عَنْ الزُّهْرِيِّ
قَالَ فَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْمُجْتَهِدِ مِائَةُ دَرَجَةٍ مَا بَيْنَ الدَّرَجَتَيْنِ
خَمْسُ مِائَةِ سَنَةٍ حُضْرُ الْفَرَسِ الْمُضَمَّرِ السَّرِيعِ
Muhammad bin 'Ajlan dari Az Zuhri
berkata, "Keutamaan seorang yang berilmu dibandingkan seorang mujtahid
(ahli ibadah) sebanyak seratus derajat, dan setiap dua derajat (jaraknya
seperti antara) lima ratus tahun yang ditempuh dengan menggunakan kuda yang
larinya sangat cepat."
Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Nashih Nashrullah
Sumber : https://www.republika.co.id/
Comments
Post a Comment