Pandemi hampir dua tahun belakangan
ini memaksa masyarakat untuk terhubung ke internet untuk membantu kegiatan
sehari-hari. Sayangnya, aktivitas di dunia maya tidak selalu aman. Pengguna
harus berhati-hati terhadap penawaran-penawaran yang bisa berujung penipuan.
Kaspersky (perusahaan perangkat lunak asal Rusia yang bergerak dibidang keamanan
siber dan aplikasi anti virus) membagikan lima ciri penipuan di dunia maya yang
harus diwaspadai.
1. Hadiah menarik dan intimidasi
Penipu online sering memanfaatkan
perasaan calon korbannya supaya mau mengikuti keinginan mereka, seperti rasa
penasaran, serakah atau takut. Dalam berbagai kasus penipuan online, calon
korban sering diiming-imingi hadiah yang luar biasa, seperti tunjangan dari
pemerintah atau saldo mata uang kripto (aset digital yang dirancang untuk
bekerja sebagai media pertukaran yang menggunakan kriptografi yang kuat untuk
mengamankan transaksi keuangan, mengontrol proses pembuatan unit tambahan, dan
memverifikasi transfer aset, contoh bitcoin). Jika tidak menawarkan hadiah yang
menggiurkan, penjahat akan mengintimidasi korban seperti mengancam menyebarkan
video korban yang sedang menonton film porno ke seluruh kontak. Ketika
mendapatkan email seperti itu dan merasa ingin melakukan apa yang diminta
pengirim, itu sebenarnya tanda peringatan bahwa pesan tersebut adalah penipuan.
2. Waktu singkat
Penjahat mengeksploitasi perasaan
korban dengan sengaja memberikan tenggat waktu yang singkat agar korban, yang
sudah terbawa emosi, terburu-buru mengikuti instruksi tersebut. Salah satu
contoh, korban hanya memiliki waktu beberapa menit untuk mengklaim hadiah.
3. Desain amatir
Ketika mendapatkan pesan dari orang
lain, baca baik-baik untuk menilai apakah berisi penipuan atau tidak. Pesan
penipuan seringkali salah eja, mengganti huruf dengan nomor untuk mengelabui
penyaring spam (contoh : DIGITAL ditulis D1G1T4L).
4. Mencari basis data
Penipu sering mengadakan survei atau
meminta korban mengisi formulir dengan dalih urusan administrasi untuk
mendapatkan hadiah. Korban juga diminta untuk membaca ulasan palsu, yang
diklaim sebagai pemenang sebelumnya dari program tersebut. Beberapa penipuan
terindikasi melibatkan bot (perangkat lunak yang diprogram untuk melakukan
tugas tertentu. Bot berjalan secara otomatis, yang berarti mereka berjalan
sesuai dengan instruksi mereka tanpa pengguna manusia perlu memulai mereka. Bot
sering meniru atau menggantikan perilaku pengguna manusia)untuk menyamar
sebagai pengacara atau konsultan demi meyakinkan korban. Kaspersky menyarankan
pengguna internet untuk waspada jika sebuah formulir terlalu banyak meminta
data yang tidak relevan.
5. Meminta biaya di awal
Trik favorit para penjahat adalah
meminta biaya di awal dengan alasan pendaftaran atau verifikasi. Jika tidak
membayar, penipu bersikeras korban tidak bisa mendapatkan hadiah. Ada kalanya
biaya yang diminta tidak besar, namun, tetap berbahaya apalagi jika sampai
meminta data penting seperti nomor kartu perbankan. Pada akhirnya, hadiah yang
dijanjikan tidak pernah ada, namun, korban bisa kehilangan uang lebih banyak.
Comments
Post a Comment