Maqam Ibrahim adalah batu tempat Nabi
berdiri ketika Ka'bah sedang dibangun. Batu itu panjangnya 50 sentimeter di
setiap sisi dan memiliki dua jejak kaki di tengahnya, yang berbentuk dua lubang
lonjong. Menurut sejarawan, ketika Ka'bah sedang dibangun, posisi tembok
terlalu tinggi. Nabi Ibrahim lantas berdiri di atas batu, yang secara ajaib
mengangkatnya untuk membangun tembok dan menurunkannya, sehingga dia bisa
mengumpulkan batu dari putranya, Nabi Ismail. "Ini adalah batu yang
menahan jejak kaki Nabi Ibrahim. Jejak kakinya tetap terlihat sampai sekarang.
Makam dan Hajar Aswad adalah landmark tertua dan paling suci dalam Islam, sejak
4.000 tahun yang lalu," kata seorang peneliti sejarah Makkah dan biografi
Nabi, Dr. Samir Ahmed Barqah, dikutip di Arab News, Senin (11/7/2022). Dr.
Barqah menyebut letak batu ini di depan pintu Ka'bah, sekitar 10 sampai 11
meter ke arah timur. Seorang sejarawan, Mohammed Tahir Al-Kurdi, pada 1367
disebut sempat menyatakan panjang tapak kaki Nabi adalah 22 sentimeter dan lebar
14 sentimeter. Batu itu lantas disimpan dalam bingkai emas dan perak dan
diletakkan dalam kotak kaca. Selama kekhalifahan Umar bin Khattab, banjir
Nahshal melanda kota dan merobohkan batu dari tempatnya. Ketika khalifah datang
ke Makkah, dia memperbaiki batu itu pada posisinya saat ini. Sebelumnya, batu
itu diletakkan dalam kompartemen, untuk melindunginya dari kerusakan dan
pencurian, tapi kompartemen itu kemudian dipindahkan, dengan batu diletakkan di
dalam tempat kaca, sehingga setiap jamaah bisa melihatnya. Peneliti sejarah
Saad al-Sharif mengatakan sepanjang waktu, batu itu selalu berada di dekat
Ka'bah. Ketika Nabi Muhammad menaklukkan Makkah, ia dan para sahabatnya
memutuskan untuk memindahkan batu dari lokasi aslinya di dekat Ka'bah ke lokasi
saat ini pada jarak lebih dari 10 meter untuk memudahkan tawaf.
Rep : Zahrotul Oktaviani Red : Agung
Sasongko
Sumber : https://www.republika.co.id/
Comments
Post a Comment