Islam mengajarkan agar dalam setiap
perbuatan amal shaleh disertai keikhlasan. Sebab, segala amal perbuatan menjadi
bernilai di mata Allah SWT jika dikerjakan dengan ikhlas. Namun apa itu ikhlas
dan apa hakikat ikhlas ? Ikhlas adalah bagian dari amalan hati dan menjadi
tonggak awal dalam amalan hati tersebut. Tujuan dilakukannya ikhlas adalah agar
Allah SWT ridha pada apa yang dikerjakan seorang hamba dan supaya terhindar
dari segala niat buruk yang bersifat keduniaan, yang dapat menodai amal
shalehnya. Karena itu, ketika seorang Muslim ikhlas, maka segala yang dilakukan
dirinya adalah murni hanya untuk Allah SWT dan berorientasi akhirat. Apa yang
dikerjakannya tidak tercampur dengan nafsu, baik yang tampak ataupun yang
tersembunyi. Seperti nafsu terhadap takhta, harta, wanita, dan popularitas
karena berharap ingin dipuji orang-orang. Ikhlas juga berarti bersih dari hasrat
menyenangkan orang lain, 'menjilat', memendam kebencian, merespons kecemburuan
atau kesombongan yang tersembunyi dalam dirinya. Hakikat ikhlas adalah latar
belakang yang membuat diri seseorang memiliki niat untuk melakukan sesuatu,
yang dalam hal ini adalah karena Allah SWT. Sedangkan niat dalam keikhlasan ini
adalah kehendak seseorang untuk melakukan sesuatu yang diperintahkan kepadanya.
Karena itu, orang beriman adalah mereka yang memiliki motif agama untuk
mengalahkan atau mengendalikan segala motif syahwat di hatinya. Selain itu,
orang beriman juga menyimpan motif akhirat yang mampu mengalahkan motif
keduniaan, sehingga ia lebih memilih apa yang ada di sisi Allah SWT ketimbang
apa yang ada pada manusia. Dengan demikian, segala niat, ucapan, dan perbuatannya
hanya karena Allah SWT. Hidup dan matinya hanya untuk Allah SWT. Nabi Muhammad
SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah tidak memandang postur tubuhmu dan tidak
pula pada kedudukan maupun harta kekayaanmu, tetapi Dia memandang pada hatimu.
Siapa yang memiliki hati yang baik, maka Allah menyukainya. Manusia yang paling
dicintai Allah ialah yang paling bertakwa." (HR Muslim dan ath-Thabrani) Menurut
sufi besar abad ketiga Hijriyah, Dzun Nun al-Mishri, ada tiga ciri ikhlas.
Pertama ialah pujian dan celaan orang lain itu sama saja bagi dirinya. Kedua,
tidak riya dalam beramal saat sedang melaksanakan amal tersebut. Ketiga, amal
yang dilakukannya hanya mengharapkan pahala di akhirat.
Rep : Umar Mukhtar Red : Ani
Nursalikah
Sumber : https://www.republika.co.id/
Ga perlu bawa golox :)
ReplyDelete