Saat ini, menjaga kesehatan mental
sangat penting. Apalagi bagi generasi muda yang sibuk atau penuh dengan
aktivitas. Jangan sampai kesehatan mental terganggu hingga menjadikan stres
atau melakukan hal-hal negatif. Tentu hal itu perlu dihindari. Terkait hal itu,
Wakil Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad
Dahlan (UAD) Dr. Dody Hartanto, M.Pd., memberikan kiat atau cara menjaga
kesehatan mental bagi dosen dan mahasiswa. Kiat itu diberikan pada
Bincang-Bincang Pendidikan (Bidik) Podcast Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) UAD
secara daring, Senin (24/10/2022). Dr. Dody yang juga dosen Prodi Bimbingan dan
Konseling UAD menjelaskan, ada survei yang dilakukan Kementerian Kesehatan
bekerja sama dengan beberapa lembaga independen lain menemukan beberapa temuan
tak baik. Yakni bahwa tingkat bunuh diri atau pikiran untuk bunuh diri dari
tahun ke tahun makin meningkat, bahkan di kalangan mahasiswa sekalipun. Hal
yang perlu dilakukan bersama yaitu melakukan sosialisasi sejak awal mahasiswa
masuk, salah satunya menyampaikan mengenai isu kesehatan mental. Kesehatan
mental bukanlah sesuatu yang perlu didengung-dengungkan tetapi cukup menjaga
diri dengan apa adanya, mampu berpikir, dan mengomunikasikan dengan orang lain.
Adapun cara menjaga kesehatan mental antarsesama mahasiswa tentunya yang perlu
dilakukan dengan bercerita tentang kesehariannya. "Sesuatu yang perlu kita
cermati adalah jika ada kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh teman kita
tiba-tiba menghilang," ujarnya dikutip dari laman UAD, Sabtu (29/10/2022).
"Hal itu yang perlu kita waspadai. Hilangnya kebiasaan yang ada harusnya
sudah mulai kita ketahui penyebabnya," imbuh Dody.
Ia juga mengatakan, generasi milenial
dan Z lebih lemah secara kesehatan mental dibanding generasi sebelumnya.
Seperti pada buku yang ditulis oleh Rhenald Kasali berjudul Strawberry
Generation yang menggambarkan wajah dari anak-anak zaman sekarang seperti buah
stroberi. Yakni jika dilihat dari jauh terlihat merah, bagus, manis, tetapi
ketika didekati tidak semulus merah yang dilihat dari jauh. Ternyata banyak
bintik-bintik hitam dan tidak semanis yang dibayangkan ketika dimakan. Hal
tersebut merupakan gambaran kecil kondisi kesehatan mental generasi milenial
dan Z. Daya tahan kesehatan mental mereka dianggap lemah, beberapa faktor penyebabnya
seperti pengaruh media sosial dan pola asuh orang tua. Karena itu ia berpesan
pada dosen agar saat ini sudah saatnya untuk menyadari bahwa mengajar bukan
hanya semata-mata menanamkan nilai-nilai baik atau buruk dan juga menanamkan
apa yang disebut sebagai pengetahuan. Tetapi lebih dari itu, dari sisi
pedagogik berarti dosen harus mampu untuk bisa menanamkan dan memberikan
harapan. "Jadi, semoga kita tetap konsisten, istikamah untuk bisa menjadi
pembuka pintu harapan," tuturnya. Sementara pesan untuk mahasiswa, yang
perlu dipelajari adalah times perspektif bahwa orang yang akan sukses itu butuh
perjalanan waktu. "Sebaik-baik orang bagi saya adalah orang yang nantinya
mampu memaknai ketika ia menjalani kesehariannya dengan berprinsip pada hal-hal
yang baik," katanya. "Jangan sampai kita kehilangan waktu dan harapan
kita. Peliharalah harapan-harapan itu, apa pun yang dicita-citakan itu yang
harus dijaga," tandas Dody.
Artikel dari Kompas.com dengan judul
"Dosen UAD : Ini Cara Menjaga Kesehatan Mental bagi Dosen dan
Mahasiswa", https://www.kompas.com/edu/read/2022/11/01/052700171/dosen-uad--ini-cara-menjaga-kesehatan-mental-bagi-dosen-dan-mahasiswa?page=all#page2.
Penulis : Albertus Adit
Editor : Albertus Adit
RIFKY HANAFY
ReplyDelete221000338
NOVAL BUDI W
ReplyDelete221000370
Sadha Arya Altamaira 221000367
ReplyDeleteRIDAFA AMIRUL HAKIM
ReplyDelete221000358