Siapa yang tak kenal dengan lafadz
basmalah ? Bismillah ar-Rahman ar-Rahim, demikian sering kita ucap. Kalimah
thayyibah ini sering dibaca karena ringan dan mudah dihafal. Maka tak heran
jika Rasulullah Saw menganjurkan agar seluruh aktivitas umat muslim sebaiknya
dimulai dengan lafadz ini. Tak pandang usia, basmalah senantiasa lancar dan
fasih terucap dari anak-anak pra-sekolah hingga orangtua. Ya, kita semua tahu
dan merasa bahwa dalam lafadz basmalah terdapat Rahmat Allah. Namun, tahukah
pembaca bahwa dalam lafadz basmalah ini juga memiliki fadhilah yang luar biasa
dalam. Syaikh Nawawi al-Bantani, ‘ulama kenamaan berdarah Banten dalam kitab
Maraqi al-‘Ubudiyah misalnya mengungkap, basmalah bukan saja bermakna
pertolongan Allah (i’anatullah) dari godaan syaithan yang datangnya dari segala
arah (kanan, kiri, depan, belakang), melainkan pula basmalah menjadi sumber
ampunan Allah (maghfirah) atas kemaksiatan seorang hamba. Kemaksiatan yang
dilakukan dalam kondisidiam-diam/sembunyi (sirr) maupun yang secara
terang-terangan (‘alaniyah) baik malam (layl) maupun siang (an-nahar).
Pertolongan dan ampunan Allah adalah
dua hal penting yang dibutuhkan seorang hamba. Hal ini jelas karena siapa lagi
yang mampu memberikan pertolongan saat kita tertimpa musibah selain Allah ?
Juga, siapa lagi yang paling mengetahui kondisi batin manusia, serta mengampuni
dosa-dosa dan kekhilafan kita ? Tentu, cukup dan hanya Allah. Demikian Allah
menamai pula dirinya dengan al-Ghaffar. Ghaffar berasal dari tiga huruf yakni
ghain-fa-ra yang ditafsirkan oleh Muhammad Quraish Shihab misalnya dengan Allah
yang Maha Menutupi aib-aib (keburukan) hamba-Nya. Allah pula yang menutupi
keinginan-keinginan/hasrat-hasrat yang tak terungkap dalam hati manusia.
Sehingga, Allah al-Ghaffar bukan saja Allah yang Maha Mengampuni namun juga
sekaligus menutupi (mengcover) seluruh keburukan dan aib-aib yang dimiliki
seorang hamba. Jika saja Allah membuka aib-aib kita, maka tentu kita akan malu.
Malu untuk berinteraksi dengan sesama manusia juga malu untuk beribadah
pada-Nya.
Selain mendatangkan pertolongan dan
ampunan Allah, dalam basmalah ada barokah (kebaikan yang melimpah). Dalam
basmalah pula tak pernah terputus Rahmat Allah. Saking ‘magic’nya lafadz ini,
Karenanya pada kitab Maraqi al-‘Ubudiyah yang merupakan syarah kitab Bidayatul
Hidayah karya Imam Al-Ghazali tersebut, Syaikh Nawawi al-Bantani mengupas
secara detail satu persatu huruf yang terdapat dalam lafadz basmalah. Huruf
pertama yakni ba’ bermakna bara-atun Allah (pembebasan Allah) li-ahli
as-sa’adah (bagi orang-orang yang sa’adah/bahagia). Melalui basmalah,
terbebaslah manusia dari rasa cemas, takut, galau, sedih berlebihan karena ia
mendapatkan kekuatan dari Yang Maha Kuat. Kedua, huruf sin yang bermakna
satrullah (hijab/penutup Allah). Senada dengan makna ghaffar yang telah diurai
di atas, lafadz basmalah mengisyaratkan hijab dari Allah. Allah tutup seluruh
keburukan dan aib-aib hamba-Nya dan tidak ditampakkan ke hadapan manusia
lainnya. Ketiga, huruf mim yang berarti mahabbatullah/cinta Allah. Dengan
membaca lafadz basmalah, insyaAllah akan datang cinta Allah untuk kita dan kita
dimudahkan untuk mengasihi sesama makhluk Allah.
Keempat, huruf alif yang dimaknai
dengan ulfah; kasih sayang Allah. Basmalah mendatangkan Rahmat dari Allah.
Rahmat yang tak pernah terputus untuk segenap hamba-Nya hingga kapanpun.
Kelima, huruf lam yakni luthfah/ lathif. Basmalah pun menghadirkan kelembutan
dalam jiwa kita, meneladani sifat-sifat Allah yang Maha Lathif, Maha Lembut
kendati Allah tak terjangkau oleh panca indera, namun kelembutan sifat Allah
selalu melingkupi seluruh relung jiwa raga manusia. Keenam, huruf ha’ yang
bermakna hidayah. Basmalah juga diyakini mendatangkan petunjuk-petunjuk Allah.
Ide, inspirasi, gagasan, ilmu, temuan yang semuanya bersumber dari Allah
al-Hadi, Maha Pemberi Petunjuk. Maknanya, menyisipkan basmalah di setiap
aktivitas kegiatan harian kita. Maka Allah yang Maha Memberi Hidayah pasti
memudahkan proses belajar dan pekerjaan kita. Ketujuh, huruf ra’ yang bermakna
ridhwanullah (keridhaan) Allah. Dalam lafadz basmalah mampu mendatangkan
keridhaan Allah. Ridha Allah-lah yang senantiasa menjadi prioritas dalam
ikhtiar apapun yang kita lakukan. Bukan lagi pada kuantitas/ jumlah materi/
gaji/pendapatan, misalnya. Orientasi muslim sejati terletak pada keridhaan Allah,
apapun yang kita peroleh. Kembali lihat dan periksa ke dalam, agar terjaga diri
dari hal-hal haram.
Kedelapan, huruf ha’ (ha kecil) dalam
lafadz Rahman, mengisyaratkan ‘hilmun’ yang artinya sabar. Maknanya, Allah
senantiasa bersabar dalam menghadapi tingkah laku hamba-Nya. Allah yang sabar
manakala menemui hamba-Nya khilaf dan melakukan dosa, tapi berulang kali pula
Allah memberikan kesempatan kita untuk bertaubat. Allah pun tak segera mengazab
seseorang karena dosa-dosanya sebab Allah telah menuliskan sifat dalam zat-Nya
dengan ‘kataba rabbukum ‘alaa nafsihi ar-rahmah’, Allah telah menuliskan sifat
kasih sayang dalam Zat-Nya. Maha Kasih bukan Maha Pemberi Azab. Kesembilan,
huruf mim yang bermakna minnatun (ihsan) kebaikan-kebaikan Allah. Melalui
basmalah kita tengah dididik untuk senantiasa ihsan, merasa bahwa selalu
diawasi oleh Allah dalam setiap aktivitas. Allah yang tak terjangkau oleh indra
penglihatan selalu melihat perbuatan-perbuatan manusia di tempat tersembunyi
sekalipun. Melalui pemahaman inilah, diharapkan manusia tak berhenti dan bosan
untuk berbuat kebaikan karena dirinya ‘merasa’ dijaga dan diawasi allah 24 jam
non-stop. Kesepuluh, huruf nun yang bermakna nuur, cahaya Allah bagi hamba-Nya
yang senantiasa berupaya mendekatkan diri pada-Nya. Terpancarlah dari wajahnya
kondisi hati orang-orang yang tulus beriman pada Allah. Terakhir yaitu huruf
ya’ yang bermakna yadullah (hifdzullah/ penjagaan Allah). Orang-orang yang
senantiasa mendawamkan lafadz basmalah dalam memulai aktivitas selalu mendapatkan
penjagaan dari Allah. insyaAllah.
Demikian uraian lafadz basmalah yang
maknanya sungguh luar biasa. Semoga kita mampu menyelami samudera pesan penuh
makna dalam lafadz basmalah, dengan pertama, mau memperbaiki kualitas bacaan/lafadz
basmalah yang mungkin selama ini masih ‘ala kadarnya/asal membaca saja’. Kedua,
belajar memaknainya. Melalui pemahaman dan pemaknaan kata per kata lafadz
basmalah, semoga Allah berkenan menghadirkan ampunan, pertolongan, kebaikan,
dan perlindungan-Nya untuk kita semua. Aamiin
Red : Agung Sasongko
Sumber : https://khazanah.republika.co.id/
😇
ReplyDelete