Jujur artinya apa yang diucapkan oleh
lisan selaras dengan perbuatannya dan juga yang ada didalam hatinya. Meski
jujur nampak sangat mudah dilakukan, tapi dalam kondisi dan situasi tertentu,
jujur merupakan perbuatan yang sangat mahal. Dikutip dari buku “66 Hadits
Pilihan” karya A.R Shohibul Ulum, Ibnul Qayyim al-Jauziyah mengibaratkan sifat
jujur seperti pedang Allah di muka bumi. Tidak ada sesuatu pun yang diletakkan
di atasnya, melainkan akan terpotong olehnya. Dan tidaklah kejujuran menghadapi
kebatilan, melainkan ia akan melawan dan mengalahkannya. Serta, tidaklah ia
menyerang lawannya, melainkan ia akan menang. Barang siapa menyuarakannya,
niscaya kalimatnya akan terdengar keras mengalahkan suara musuh-musuhnya. Jadi,
kejujuran memiliki efek yang sangat baik bagi kita. Dengan melakukan sifat
jujur, diri kita akan terbawa kepada kebaikan. Dalam hadis dari sahabat
Abdullah bin Mas'ud juga dijelaskan keutamaan sikap jujur dan bahaya sikap
dusta. Ibnu Mas'ud menuturkan bahwa Rasulullah bersabda, "Hendaklah kalian
senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan mengantarkan pada
kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang
senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, dia akan dicatat di sisi
Allah sebagai orang yang jujur. Hati-hatilah kalian dari berbuat dusta, karena
sesungguhnya dusta akan mengantarkan kepada kejahatan dan kejahatan akan
mengantarkan pada neraka. Jika seseorang sukanya berdusta dan berupaya untuk
berdusta, ia akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta." (HR. Muslim,
no. 2607).
Begitu pula dalam hadits dari Hasan
bin Ali, Rasulullah saw bersabda :
"Tinggalkanlah yang meragukanmu
pada apa yang tidak meragukanmu. Sesungguhnya kejujuran lebih menenangkan jiwa,
sedangkan dusta (menipu) akan menggelisahkan jiwa." (HR. at-Tirmidzi, no.
2518 dan Ahmad, 1/200. At-Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih.
Syekh al-Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Jujur adalah suatu kebaikan,
sedangkan dusta (menipu) adalah suatu kejelekan. Yang namanya kebaikan pasti
selalu mendatangkan ketenangan. Sebaliknya, kejelekan selalu membawa
kegelisahan dalam jiwa. Manfaat jujur tidak saja bersifat pribadi, tetapi juga dirasakan
maslahatnya oleh banyak orang. Sebab, Nabi telah membuktikannya. Dengan
kejujuran beliau, masyarakat Makkah sangat terbantu. Saat mereka bepergian,
mereka bisa bernapas lega, karena harta berharganya tetap aman. Sebab, mereka
telah menitipkannya kepada Rasulullah. Lantas, bersemainya kejujuran akan
mengeksiskan beragam kebaikan dan menyingkirkan keburukan di tengah masyarakat.
Manfaat jujur itu memang terkadang tidak langsung bisa dinikmati. Tidak jarang
buah kejujuran harus didahului oleh kepahitan dan kesulitan. Akan tetapi dengan
tetap sabar dalam kejujuran, pasti akan tiba masa kita merasakan keindahannya.
Ka'ab bin Malik merupakan salah satu
fakta sejarah yang membuktikan hal tersebut. Saat absen dalam perang Tabuk, ia
bisa lolos dari hukuman dengan merekayasa alasan, sehingga dinilai oleh Nabi
saw sebagai orang yang absen karena ada uzur. Tapi, Ka'ab enggan melakukan itu.
Ia memilih jujur lalu Rasulullah menghukumnya dengan tidak diajak berbicara
oleh beliau dan seluruh kaum Muslimin kota Madinah. Sungguh menyakitkan dan
sangat menyulitkan. Akan tetapi, Ka’ab bersabar karena ia yakin ujung dari itu
semua adalah keindahan. Ketika berlalu 50 hari masa pemboikotan, Allah
memuliakannya dengan menurunkan ayat yang memastikan jika tobatnya Ka'ab dan
dua sahabat yang lain (Hilal dan Murarah) telah diterima oleh Allah. Menjadi
sosok yang jujur memang membutuhkan kesabaran. Sebab, dusta terkadang
menawarkan sesuatu yang lebih menjanjikan dan menggiurkan. Untuk menepis
tawaran yang sejatinya adalah fatamorgana, hendaklah kita selalu bersama dengan
orang-orang jujur. Allah berfirman yang artinya, "Hai orang-orang yang
beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang
benar (jujur)." (QS. at-Taubah: 119). Dengan demikian, jika kita
senantiasa menjauhi kedustaan, niscaya kita akan mendapatkan pahala sebagai
orang-orang yang jujur dan selamat dari siksa api neraka untuk para pendusta.
Sumber : https://islamdigest.republika.co.id/
😇
ReplyDelete