Hasan al-Banna dikenal sebagai
seorang ulama, guru dan imam asal Mesir. Dalam sebuah kisah diceritakan bahwa
rumah Hasan al-Banna pernah didatangi pencuri yang pada akhirnya justru tak mengambil
harta apapun. Hasan al-Banna memiliki nama lengkap Hassan Ahmad Abdul Rahman
Muhammad al-Banna. Ia termasuk tokoh yang sangat terkenal di Mesir. Diceritakan
dalam buku Kisah dan 'Ibrah oleh Syofyan Hadi, bahwa Hasan al-Banna terkenal
dengan ilmunya sangat luas serta kesalehannya kepada Allah SWT. Saking cintanya
dengan ilmu, Hasan al-Banna memiliki sebuah perpustakaan khusus yang mengoleksi
ribuan jumlah buku di rumahnya. Pada suatu malam, datanglah beberapa orang
pencuri ke rumah Hasan al-Banna. Hasan al-Banna beserta keluarga disandera di
dalam rumah oleh kawanan pencuri tersebut. Dengan demikian, secara leluasa para
pencuri dapat menguras isi rumah Hasan al-Banna. Setelah puas menguras harta
dan isi rumahnya, para pencuri mulai melirik buku-buku yang ada di lemari
perpustakaan Hasan al-Banna. Para pencuri pun bergerak membuka lemari dan
bermaksud mengambil buku-buku milik Hasan al-Banna.
Tak rela koleksi bukunya diambil oleh
orang-orang yang tidak bertanggung jawab, Hasan al-Banna kemudian berkata,
"Kalian boleh mengambil seluruh isi rumah ini semuanya, kecuali aku
bermohon kepada kalian agar jangan mengambil satupun dari buku-buku ini. Sebab,
buku-buku ini sangat berharga bagiku melebihi semua hartaku yang lain. Pada
buku-buku ini tersimpan ilmu yang aku miliki". Mendengar perkataan Hasan
al-Banna, pencuri ini justru mengeluarkan kalimat yang sama sekali tak terduga.
"Saya heran, baru kali ini saya melihat seorang ulama besar yang merasa
takut buku-bukunya diambil. Saya tahu kenapa engkau takut buku-buku ini
diambil, karena engkau belumlah meletakan ilmu yang ada pada buku-buku di dalam
hati dan dadamu. Ilmu-ilmu itu masih tersimpan di dalam kertas-kertas ini.
Ketahuilah, Hai Hasan al-Banna! Bahwa ilmu itu ada di dalam dada, bukan pada
kertas-kertas ini. Jika semua yang ada di kertas ini sudah engkau pindahkan ke
dalam dadamu, tentulah ini semua tidak ada artinya bagimu dan tentu engkau tidak
akan takut jika kertas-kertas ini dicuri oleh orang lain," ujar seorang
pencuri. Usai mengucapkan kalimat tersebut, para pencuri ini pergi meninggalkan
rumah Hasan al-Banna tanpa membawa harta dan barang apapun.
Mendengarkan ucapan pencuri itu,
Hasan al-Banna terdiam serta meminta ampun kepada Allah SWT atas kelalaiannya
terhadap ilmu. Dia menyesali dirinya yang tidak memindahkan ilmu yang ada di
buku itu ke dalam dadanya. Dari kisah di atas dapat diambil pelajaran, jika
seseorang mencintai ilmu, maka tidaklah ada yang lebih berharga dalam
pandangannya selain buku-buku yang menjadi sumber ilmu. Dia akan rela
menghabiskan uangnya, mengurangi belanjanya jika sudah mencintai buku dan ilmu.
Bahkan, ia akan menjadi budak buku dan ilmu. Ilmu tidak akan ada habisnya, dan
seorang muslim dianjurkan menuntut ilmu. Banyak hadits yang menjelaskan
pentingnya ilmu dalam kehidupan. Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang
menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan
menuju surga." (HR Muslim). Dalam hadits lain, Rasulullah SAW bahkan
mengatakan bahwa menuntut ilmu sama halnya seperti sedang berjihad,
مَنْخَرَجَفِىطَلَبُالْعِلْمِفَهُوَفِىسَبِيْلِاللهِحَتَّىيَرْجِعَ
Artinya: "Barangsiapa yang
keluar untuk menuntut ilmu, maka ia berada di jalan Allah hingga ia
pulang," (HR Tirmidzi).
Dengan ilmu juga, seseorang bisa
mendapat keutamaan di dunia sekaligus akhirat, sebagaimana hadits Rasulullah
SAW,
مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِاْلعِلْمِ،
وَمَنْ أَرَادَ الآخِرَهَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ
باِلعِلْمِ
Artinya: "Barangsiapa yang
hendak menginginkan dunia, maka hendaklah ia menguasai ilmu. Barangsiapa
menginginkan akhirat hendaklah ia menguasai ilmu, dan barangsiapa yang
menginginkan keduanya (dunia dan akhirat) hendaklah ia menguasai ilmu," (HR
Ahmad).
Sumber : https://www.detik.com/hikmah
Nicely said
ReplyDelete