Kaum Yahudi tidak mengakui Isa bin
Maryam sebagai nabi dan rasul Allah. Menurut riwayat dari Ibnu Jarir, pada
suatu ketika sejumlah orang Yahudi bertanya kepada Nabi Muhammad SAW tentang
siapa saja para utusan Allah. Rasulullah SAW menjawab, “Saya percaya kepada
Allah dan apa-apa yang diturunkan kepada kami (para nabi) dan apa-apa yang
diturunkan kepada Ibrahim, Ishaq, Yaqub, dan Asbat, dan apa-apa yang diberikan
Allah kepada Musa, Isa, dan para nabi lainnya, tanpa membedakan antara mereka.
Kami berserah diri kepada-Nya." Ketika Nabi SAW menyebut nama Isa,
orang-orang Yahudi itu langsung menyela. Mereka berkata, “Kami tidak percaya
kepada orang yang percaya kepada Isa!" Maka turunlah wahyu, yakni surah
al-Maidah ayat ke-59.
قُلۡ يٰۤـاَهۡلَ الۡـكِتٰبِ هَلۡ تَـنۡقِمُوۡنَ
مِنَّاۤ اِلَّاۤ اَنۡ اٰمَنَّا بِاللّٰهِ وَمَاۤ اُنۡزِلَ اِلَـيۡنَا وَمَاۤ اُنۡزِلَ
مِنۡ قَبۡلُ ۙ وَاَنَّ اَكۡثَرَكُمۡ فٰسِقُوۡنَ
"Katakanlah, 'Wahai Ahli Kitab!
Apakah kamu memandang kami salah, hanya karena kami beriman kepada Allah,
kepada apa yang diturunkan kepada kami dan kepada apa yang diturunkan
sebelumnya ? Sungguh, kebanyakan dari kamu adalah orang-orang yang fasik.'"
Ayat ini memberi petunjuk kepada Nabi
Muhammad SAW supaya membantah orang-orang Ahli Kitab (Yahudi) dengan bentuk
pertanyaan sebagai berikut, “Hai Ahli Kitab, apakah kamu memandang salah,
membenci dan menghina kami, hanya lantaran kami beriman kepada Allah dan kepada
yang diturunkan kepada Rasul-rasul-Nya yang dahulu ? Kami tidak berbuat selain
dari itu, karena tidak ada alasan yang pantas bagi kamu untuk menyalahkan dan
membenci kami, selain karena kebanyakan kamu memang sudah menjadi orang-orang
yang fasik.” Bantahan ini pada hakikatnya tidak dapat dijawab oleh orang Yahudi
selain bersikap acuh tak acuh dan terus mengejek dan menghina agama Islam dan
kaum Muslimin. Oleh karena itu Allah menurunkan lagi ayat berikut ini untuk
memberikan bantahan yang lebih keras, sehingga mereka semua diam. Allah
Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
قُلْ هَلْ اُنَبِّئُكُمْ بِشَرٍّ مِّنْ
ذٰلِكَ مَثُوْبَةً عِنْدَ اللّٰهِ ۗمَنْ لَّعَنَهُ اللّٰهُ وَغَضِبَ عَلَيْهِ وَجَعَلَ
مِنْهُمُ الْقِرَدَةَ وَالْخَنَازِيْرَ وَعَبَدَ الطَّاغُوْتَۗ اُولٰۤىِٕكَ شَرٌّ مَّكَانًا
وَّاَضَلُّ عَنْ سَوَاۤءِ السَّبِيْلِ
"Katakanlah (Nabi Muhammad),
'Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang sesuatu yang lebih buruk
pembalasannya daripada itu di sisi Allah ? (Yaitu balasan) orang yang dilaknat
dan dimurkai Allah (yang) di antara mereka Dia jadikan kera dan babi. (Di
antara mereka ada pula yang) menyembah Tagut.' Mereka itu lebih buruk tempatnya
dan lebih tersesat dari jalan yang lurus" (QS al-Maidah: 60).
Ayat ini dalam rangkaian petunjuk
Allah kepada Rasul-Nya, Nabi Muhammad SAW untuk memberikan bantahan kepada Ahli
Kitab (kaum Yahudi) sebagaimana yang diuraikan pada ayat 59. Riwayat Ibnu Abbas
menceritakan, bahwa peristiwa pelanggaran kehormatan hari Sabat (Sabtu) itu
telah menimbulkan dua macam kejadian bagi kaum Yahudi. Kejadian pertama ialah
orang-orang muda berubah menjadi kera. Kejadian kedua, orang-orang tua menjadi
babi. Selanjutnya Allah menyuruh Rasul-Nya untuk menyampaikan bahwa mereka
inilah yang lebih buruk tempatnya di akhirat dan sesat dari jalan yang benar.
Sumber : https://khazanah.republika.co.id/
Ew
ReplyDelete