Ada
banyak ayat Al Quran yang menegaskan pentingnya bersyukur. Tak terhitung jumlah
rezeki yang Allah karuniakan untuk manusia, baik mereka yang beriman maupun
menolak kebenaran. Dia adalah ar-Rahmaan (Maha-pengasih) dan ar-Rahiim
(Maha-penyayang). Kekuasaan-Nya meliputi seluruh alam semesta.
"Sesungguhnya
Allah mempunyai karunia terhadap manusia, tetapi kebanyakan manusia tidak
bersyukur" (QS al-Baqarah: 243).
Bisa
jadi, selama ini kita menjalani kehidupan tanpa rasa syukur. Kita merasa semua
yang diperoleh sudah selayaknya menjadi hak diri. Karena itu, ketika tidak
mendapatkan sesuatu yang diinginkan atau diidam-idamkan, kita menjadi kesal.
Mungkin juga kecewa, lalu mencela kehidupan. Kita sering memusatkan perhatian
pada keinginan dan ego diri. Padahal, sebenarnya apa-apa yang diinginkan itu
tidak kita butuhkan. Perhatian tidak berpusat pada segala yang telah dan sedang
menjadi milik kita. Akibatnya, kita masih merasa kurang dengan apa yang sedang
dimiliki saat ini. Selain itu, muncul kecenderungan untuk membanding-bandingkan
diri dengan orang lain. Kita menganggap orang lain lebih beruntung. Sering
kali, kita menetapkan syarat yang sangat sulit untuk bisa dipenuhi agar bisa
berbahagia. Kita akan senang kalau mempunyai sesuatu yang dimiliki orang lain.
Namun, begitu mendapatkannya, kesenangan yang muncul hanyalah sesaat.
Kita
tetap tak puas dan menginginkan yang lebih lagi. Tak pernah merasa cukup dengan
banyaknya harta yang dimiliki. Bila itu yang terjadi, kita memang belum
bersyukur. Nafsu yang bersemayam dalam hati menjadi berhala. Justru, kita
sendiri yang menjadi budaknya. Inilah akar segala ketidakbahagiaan. Orang yang
tidak bersyukur berarti tidak tahu diri. Hatinya dikuasai oleh keserakahan
sehingga menjadi tidak peduli, sebanyak apa pun ia memperoleh. Pandangan
matanya diliputi keserakahan. Ketika hanya memperoleh sedikit daripada yang
telah direncanakannya, ia menolak untuk berterima kasih. Dalam hidup ini, kita
tak selalu mendapatkan segala yang disukai. Karena itu, kita mesti belajar
menyukai apa pun yang didapatkan. Belajar untuk mewujudkan perasaan syukur. Bersyukur
adalah sikap menerima dengan lapang dada, senang, tulus, pasrah, dan berterima
kasih. Dengan demikian, syukur merupakan kualitas hati yang terpenting. Orang
yang kaya bukanlah yang memiliki banyak harta, melainkan yang dapat menikmati
apa-apa yang dimiliki. Artinya, merasa cukup dengan apa yang ada (qana'ah).
Hidup akan lebih bahagia kalau kita dapat memiliki sifat qana'ah. Dengan
bersyukur, perasaan damai dan tenteram akan senantiasa meliputi diri kita.
Sebaliknya, perasaan tak bersyukur akan senantiasa membebani. Kita akan selalu
merasa kurang dan tak bahagia.
Sumber : https://khazanah.republika.co.id/
😇
ReplyDelete