Pada
tahun keenam Hijriah, Abu Sufyan berniaga ke Syam, ia mendapat undangan khusus
dari Kaisar Heraclius untuk berdiskusi seputar sifat Muhammad SAW serta ajaran
yang didakwahkannya. Abu Sufyan yang saat itu belum memeluk Islam serta masih
memusuhi Islam dan kaum Muslimin, dengan tegas menjelaskan sifat dan akhlak
mulia Rasulullah SAW. Muhammad SAW adalah sosok manusia yang jujur tanpa pernah
sekalipun berdusta. Muhammad SAW mengajak manusia untuk mengesakan Tuhan dan
berbudi pekerti luhur. ''Demi Allah, jika bukan karena aku khawatir orang-orang
akan menjuluki diriku sebagai seorang pendusta, niscaya aku akan berdusta
tentang Muhammad'' (HR Bukhari). Rasulullah SAW memang terkenal sebagai orang
yang jujur dan berakhlak mulia. Semenjak kecil beliau sudah menyandang julukan
al-Amin yang artinya tepercaya. Abu Jahal yang selama hidupnya memusuhi Islam
dan kaum Muslimin yang bahkan sempat mau membunuh Rasulullah SAW pernah
mengatakan, ''Kami tidak mendustakanmu, wahai Muhammad (karena kami tahu bahwa
engkau adalah orang yang jujur). Kami hanya mendustakan agama yang engkau
dakwahkan.''
Allah
SWT berfirman, ''Sungguh Kami mengetahui bahwa apa yang mereka katakan itu
membuatmu sedih. (Namun ketahuilah) Sesungguhnya mereka tidak mendustakanmu,
akan tetapi orang-orang zalim itu mendustakan ayat-ayat Allah'' (QS al-An'am
[6]: 33).
Suatu
hari seorang sahabat bertanya pada Rasulullah SAW. ''Apakah seorang Mukmin akan
berdusta?'' Dengan tegas Rasulullah SAW menyatakan tidak. Kemudian beliau
membaca ayat ke-105 surah an-Nahl. ''Sesungguhnya orang-orang yang
mengada-adakan kedustaan adalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat
Allah. Dan mereka itu adalah orang-orang pendusta.'' Dapat disimpulkan bahwa
orang yang beriman meyakini eksistensi Allah SWT dan pengetahuan-Nya atas semua
amal perbuatan manusia. Seseorang yang berdusta menganggap bahwa Allah SWT
tidak ada, atau Allah SWT ada tetapi tidak mengetahui kedustaan yang
dilakukannya. Sebab, salah satu tanda kemunafikan adalah kedustaan. ''Dia
adalah munafik walaupun dia melakukan shalat dan berpuasa, serta menyangka
bahwa dirinya beriman'' (HR Muslim). Dalam kesempatan lain, Rasulullah SAW
bersabda, ''Sesungguhnya, kejujuran akan membawa kebaikan, dan kebaikan akan
mengantarkan orang ke dalam surga. Tidaklah seseorang selalu berkata jujur atau
berusaha untuk selalu jujur, sehingga Allah mencatatnya sebagai orang yang
jujur. Sebaliknya, kedustaan akan membawa kedurhakaan, dan kedurhakaan akan
menjerumuskan orang ke neraka. Dan tidaklah seseorang selalu berdusta atau
berusaha menutupi kedustaannya dengan kedustaan yang lain, kecuali Allah akan
mencatatnya sebagai seorang pendusta.'' (HR. Muttafaq 'Alaih dari Ibn Mas'ud).
Sumber : https://khazanah.republika.co.id/

Comments
Post a Comment